Menristek Bambang Brodjonegoro dan Istri Negatif Covid-19
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro negatif dari infeksi virus corona (Covid 19). Begitu juga dengan istrinya, Irina Justina Zega menunjukkan diagnosis negatif dari infeksi Covid 19. Hal itu diketahui dari hasil tes laboratorium untuk darah dan rontgen paru paru dari Bambang Brodjonegoro maupun istrinya,
Hasil diagnosis lengkap tersebut sudah diberikan RSPAD Gatot Soebroto kepada Menristek/Kepala BRIN hari ini. Sebelumnya Menristek beserta istri menjalani diagnosis coronavirus disease 2019 atau Covid 19 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Minggu (15/3/2020) lalu. Lebih lanjut sejak Presiden Joko Widodo memerintahkan masyarakat untuk bekerja di rumah atau Work From Home (WFH) pada Senin (16/3/2020) lalu, Bambang Brodjonegoro tetap melaksanakan pekerjaan sebagai Menristek/Kepala BRIN dari kediamannya.
Meski dilaksanakan melalui conference call, berbagai rapat dan kegiatan yang dipimpinnya tetap berjalan secara efektif dan produktif. Menristek/Kepala BRIN juga mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada para tenaga medis yang merawat pasien Covid 19. Kemudian kepada para peneliti yang terus mencari suplemen dan obat untuk meningkatkan daya tahan pasien dan mengobati pneumonia dan gejala Covid 19 lainnya.
Bambang juga mendorong masyarakat dan seluruh pegawai Kemenristek/BRIN untuk tidak keluar rumah dan melakukan pekerjaan dan aktivitas dari dalam rumah dalam rangka mengurangi penyebaran Covid 19. Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid 19) Achmad Yurianto mengungkap data terbaru pasien positif virus corona atau Covid 19 di Indonesia menjadi 579 pasien. Achmad Yurianto mengatakan terdapat penambahan jumlah pasien positif sebanyak 65 orangn hingga Senin (23/3/2020) siang.
"Ada penambahan kasus baru sebanyak 65 orang yang terdiri dari berbagai provinsi yang bisa kita lihat di tabel, sehingga total kasus pada hari ini menjadi 579 kasus," kata Achmad Yurianto di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin (23/3/2020). Acmad Yurianto pun menjelaskan pasien positif tersebut tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia. Sebelumnya, pada Minggu (22/3/2020) tercatat ada 64 kasus positif baru virus corona (Covid 19).
Dengan ada tambahan tersebut, kini total terdapat 514 kasus corona di Indonesia. Sehingga, total terdapat 307 kasus corona di Jakarta. Lalu 4 kasus positif di Jawa Barat sehingga total 59, Jawa Tengah tambahan 1 orang positif corona jadi totalnya ada 15 pasien.
Jawa Timur bertambah 15 kasus sehingga total menjadi 41. Sementara itu Kalimantan Selatan 1 kasus, dan merupakan kasus pertama di Wilayah tersebut. Maluku 1 kasus dan Papua 2 kasus, dan merupakan kasus pertama di dua wilayah tersebut.
"Data ini kami berikan kepada kepala dinas kesehatan provinsi untuk kemudian dilanjutkan ke RS bagi kepentingan layanan perawatan rumah sakit dan kemudian diberikan kepada dinas dalam kepentingan melaksanakan contact tracing," kata Achmad Yurianto dalam konferensi pers, Minggu (22/3/2020). Lantaran corona sudah menjadi wabah, penting bagi kita untuk mengetahui apa saja gejala awal infeksi virus corona dari hari ke hari. Tak lain agar kita bisa mendapat penanganan yang benar dan tak menulari orang lain jika benar benar positif virus corona.
Pasien akan mengalami demam, kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil dari mereka mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya. Pasien mengalami kesulitan bernapas atau yang dikenal sebagai dispnea.
Terlebih bagi pasien yang berusia lanjut atau telah memiliki riwayat penyakit lain sebelumnya. Pada hari ke tujuh, pasien menunjukkan tanda tanda kesulitan bernapas. Ini adalah waktu rata rata pasien dirawat di rumah sakit.
Pasien yang memiliki tanda peringatan darurat untuk COVID 19 seperti nyeri yang terus menerus, napas pendek dan bibir atau wajah kebiruan, harus mendapatkan perawatan medis. Dalam studi lain, pada hari ke 7, gejala yang dialami sebagian besar pasien sekitar 85 persen mulai berkurang. Mereka bisa saja keluar dari isolasi.
Bila Anda tinggal bersama orang lain atau satu dari mereka memiliki gejala virus corona, maka semua anggota rumah harus tinggal di rumah. Mereka tidak boleh meninggalkan rumah selama 14 hari. Periode 14 hari dimulai dari hari saat orang pertama dirawat di rumah sakit.
Pasien dengan kasus yang parah akan mengalami sindrom gangguan pernapasan akut. Paru paru tidak dapat memberikan oksigen yang cukup bagi organ vital di tubuh. Demikian menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok.
Pasien dengan masalah pernapasan yang memburuk akan dimasukkan ke unit perawatan intensif alias ICU pada hari ke 10. Dalam studi kedua di Wuhan, China diketahui, masa perawatan di rumah sakit selama 10 hari. Demam cenderung berakhir pada hari ke 10, demikian menurut studi di Wuhan
Durasi rata rata demam yang merupakan tanda awal COVID 19 sekitar 12 hari. Namun, kondisi batuk yang terkait dengan penyakit ini bertahan lebih lama. Pada pasien virus corona yang berhasil sembuh, kesulitan bernapas akan akan berhenti setelah 13 hari.